Sabtu, 17 Desember 2016

Pemuda Papua harus menjadi Pemuda yang Inovatif dalam bingkai NKRI

Abepura – telah telah dilaksanakan Jumpa Pers terkait  Peran Pemuda Papua dalam menghadapi disintegrasi Bangsa untuk menjadi Pemuda yang Inovatif dalam bingkai NKRI pada hari Jumat (16/12) sore lalu. Kegiatan Jumpa Pers ini berlangsung mulai pukul 17.45 s.d 19.25 WIT dengan pembicara atau Narasumber tokoh Pemuda papua Sdr Dr. Kerry Yarangga dan Sdr Fransisco Poana di Kopitiam Abepura.
Di dalam kegiatan Jumpa Pers ini, keduanya berbicara tentang keprihatinan mereka terhadap kondisi pemuda di Papua saat ini. Mereka sangat menyayangkan ada beberapa oknum pemuda yang tersesat dan salah arah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang melawan pemerintahan dan pembangunan yang ada saat ini.
Persoalan perbedaan sebenarnya tidak hanya terjadi di Papua, banyak terjadi di daerah-daerah lain di luar Papua, mulai dari Aceh, pedalaman suku Palembang, suku Dayak di Kalimantan dan suku-suku lain.
“Anak muda dan remaja harus diberi ruang kesibukan untuk melakukan hal-hal positif.” Jelas Dr. Kerry Yarangga yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Hal-hal positif yang bisa dilakuakn misalnya adalah untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di bangku SD, SMP, SMA dengan memberikan pola pikir dengan tidak mengenal uang, sehingga orientasi mereka benar-benar untuk menuntut ilmu sampai dengan pendidikan itu selesai.
Tujuan pembangunan pendekatan kesejahteraan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan cara pendekatan melalui kesehatan, mencegah org supaya tidak sakit, memberikan peluang untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
Selain itu, sebagai orang dewasa kita harus bisa memberikan pencerahan kepada pemuda Papua yang menyinggung tentang ideologi Negara yang sudah diakui dunia, yang bertujuan memajukan kesadaran mereka untuk bekerja sebagai landasan guna menciptakan kesejahteraan, sebagaimana tercantum dalam UUD untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
“Agar pemuda Papua sama-sama berpikir umtuk membangun dan memajukan Papua berlandaskan Pancasila & UUD, tidal lagi berpikir untuk melakukan hal-hal tidak perlu yang cenderung malah merugikan nasib bangsa Papua sendiri.” Pungkas Dr Kerry mengakhiri pendapatnya.

“Kita sadar bahwa kita orang Papua menggunakan bahasa Indonesia, Rupiah Indonesia, perbedaan yang kita punya adalah kebhinekaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, bagaimana kita mengajak kelompok-kelompok yang teriak merdeka ini kita berikan pemahaman positif.” Sambung Fransisco Poana yang juga merupakan anggota Dewan Pendiri Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro.
Adanya aksi pada tanggal 1 Desember 2016 yang lalu oleh AMP di Jakarta Pusat, Fransisco berkeyakinan bahwa waktu-waktu yang akan datang mereka akan berkreasi yang lebih serius lagi dan fokus pada pembangunan di Papua sebagai bukti sumbangan karya nyata mereka dalam memaknai hak menentukan nasib sendiri yang sejalan dengan regulasi atau sejalan dengan produk perundangan yang berlaku di NKRI.
Hak menentukan nasib sendiri oleh rakyat Papua telah diputuskan secara bulat oleh tokoh-tokoh rakyat Papua pada saat pelaksanaan Pepera tahun 1969. Dan tokoh-tokoh Pemuda Papua  mengupayakan hak menentukan nasib sendiri melalui UU otonomi khusus, intinya adalah kebebasan mengaspirasikan hak sendiri yang sejalan dengan peraturan perundangan yang berlaku di NKRI, yang dikerjakan sungguh-sungguh oleh Orang Asli Papua yang saat ini bekerja sabagai ASN, Karyawan, anggota DPR, TNI/Polri, pengusaha, dan masyarakat adat dll.
“Himbauan kepada saudara-saudara saya pada hari ini yang masih berbeda pandangan politiknya agar kembali ke tanah Papua. Mari bersama-sama mengekspresikan kebebasan hak melalui profesi pekerjaan dan karya indah lainnya untuk bangsa Indonesia.” Himbauan Fransisco mengakhiri Jumpa Pers tersebut.


8 komentar:

Kunto wetipo mengatakan...

Ayo maju pemuda papua

GerAl dino wanggai mengatakan...

Himbauan kepada saudara-saudara saya pada hari ini yang masih berbeda pandangan politiknya agar kembali ke tanah Papua. Mari bersama-sama mengekspresikan kebebasan hak melalui profesi pekerjaan dan karya indah lainnya untuk bangsa Indonesia.”

Rosalina Ufnia mengatakan...

Majulah pemuda papua

Tendison wenda mengatakan...

Saya pemuda papua harus bisa membangun negeri

Anonim mengatakan...

Generasi papua tak akan lupa mslh papua....NIKRI Tdk menghargai org asli papua..NKRI tak butuh.

Anonim mengatakan...

Generasi papua tak akan lupa mslh papua....NIKRI Tdk menghargai org asli papua..NKRI tak butuh.

Anonim mengatakan...

Generasi harus maju kenapa tdk bs harus majuuu...

Anonim mengatakan...

Generasi harus maju kenapa tdk bs harus majuuu...